- Daftar
- 23 Aug 2022
- Pesan
- 80
- Solusi
- 5
- Skor reaksi
- 263
- Poin
- 33
Sistem eksresi merupakan sistem yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat sisa metabolisme, seperti garam, zat racun, kelebihan vitamin, kelebihan air, gas, dan komponen zat organik lainnya, akan dikeluarkan dari tubuh melalui alat eksresi.
Pada manusia, zat sisa metabolisme akan diangkut oleh darah dan dibawa menuju organ eksresi berupa ginjal, kulit, dan paru-paru untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
a. Ginjal (Renal)
Ginjal merupakan alat ekskresi utama yang mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk urin. Pada tubuh manusia terdapat sepasang ginjal yang berbentuk seperti kacang merah dengan berat ± 200 gram. Ginjal memiliki fungsi sebagai berikut:
Menyaring darah dan mengeksresikan zat sisa metabolisme, seperti urea, asam urat, garam-garam, kreatinin, dan zat lain yang bersifat racun dalam bentuk urin.
Mengatur konsentrasi garam dan keseimbangan asam basa darah.
Mengatur tekanan darah dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
Gangguan pada Ginjal
Gangguan pada ginjal dapat terjadi karena rusaknya atau terjadinya kelainan pada bagian-bagian ginjal. Beberapa gangguan yang dapat timbul akibat terganggunya
fungsi ginjal, diantaranya:
Nefritis adalah peradangan pada nefron, umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, atau juga karena adanya penyumbatan aliran urin oleh batu, tumor, penyempitan, dan sebagainya.
Albuminaria ditandai dengan terdeteksinya albumin dan protein lain dalam urin disebabkan adanya kerusakan pada glomerulus.
Hematuria ditandai dengan ditemukannya darah pada urin, kelainan ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
Diabetes melitus ditandai dengan terdeteksinya glukosa dalam urin yang diantaranya disebabkan oleh penurunan produksi hormon insulin oleh sel (9) beta pankreas. Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau pola hidup tidak sehat yang menyebabkan terganggunya produksi hormon insulin.
Diabetes insipidus adalah penyakit yang disebabkan kelenjar hipofisis gagal mensekresikan hormon antidiuretik (ADH) sehingga produksi urin meningkat.
Batu ginjal adalah kelainan yang terjadi karena adanya endapan garam kalsium di dalam kandung kemih.
b. Paru-Paru
Sebagai alat ekskresi, paru-paru berperan dalam mengekskresikan zat sisa metabolisme berupa karbondioksida dan uap air. Karbondioksida dan uap air yang merupakan sisa metabolisme akan didifusikan dari sel-sel tubuh ke dalam darah pada pembuluh vena, lalu dialirkan menuju paru-paru. Zat-zat sisa tersebut akan dikeluarkan dari paru-paru melalui udara yang dihembuskan atau fase ekspirasi pernapasan.
c. Kulit
Sebagai organ ekskresi, kulit berperan sebagai alat pengeluaran keringat yang mengandung air dan garam. Keringat dihasilkan oleh glandula sudorifera (kelenjar keringat). Aktivitas kelenjar keringat dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan, ketika suhu lingkungan meningkat, peningkatan suhu ini akan disampaikan ke pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus. Hipotalamus akan memberi sinyal ke beberapa organ efektor, salah satunya adalah kelenjar keringat untuk aktif memproduksi keringat, keringat yang terbentuk kemudian akan dikeluarkan melalui kulit sehingga memudahkan pembuangan air dan sisa metabolisme. Pengeluaran keringat menuju permukaan kulit akan menurunkan suhu tubuh sehingga akan mengurangi rasa panas pada tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu dingin, kelenjar keringat menjadi tidak aktif dan terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga pembuangan air dan zat sisa metabolisme tidak terjadi melalui kulit, tetapi lebih banyak melalui ginjal.
d. Hati
Hati berperan sebagai alat ekskresi karena sebagai tempat pembentukan urea, hasil deaminasi protein. Selain itu, hati juga membentuk zat warna empedu sebagai hasil perombakan eritrosit. Zat warna ini kemudian akan mewarnai urin dan feses. Eritrosit yang sudah tua akan dipecah membentuk hemoglobin, hemoglobin akan dipecah
kembali membentuk heme, Fe (besi), dan globin. Fe dan globin akan digunakan kembali untuk pembentukan eritrosit baru, sedangkan hemin akan dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin. Bilirubin akan dioksidasi membentuk urobilin yang akan mewarnai urin dan feses. Sedangkan biliverdin untuk mewarnai cairan empedu. Berikut ini skema pemecahan
eritrosit.
Pada manusia, zat sisa metabolisme akan diangkut oleh darah dan dibawa menuju organ eksresi berupa ginjal, kulit, dan paru-paru untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
a. Ginjal (Renal)
Ginjal merupakan alat ekskresi utama yang mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk urin. Pada tubuh manusia terdapat sepasang ginjal yang berbentuk seperti kacang merah dengan berat ± 200 gram. Ginjal memiliki fungsi sebagai berikut:
Menyaring darah dan mengeksresikan zat sisa metabolisme, seperti urea, asam urat, garam-garam, kreatinin, dan zat lain yang bersifat racun dalam bentuk urin.
Mengatur konsentrasi garam dan keseimbangan asam basa darah.
Mengatur tekanan darah dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
Gangguan pada Ginjal
Gangguan pada ginjal dapat terjadi karena rusaknya atau terjadinya kelainan pada bagian-bagian ginjal. Beberapa gangguan yang dapat timbul akibat terganggunya
fungsi ginjal, diantaranya:
Nefritis adalah peradangan pada nefron, umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, atau juga karena adanya penyumbatan aliran urin oleh batu, tumor, penyempitan, dan sebagainya.
Albuminaria ditandai dengan terdeteksinya albumin dan protein lain dalam urin disebabkan adanya kerusakan pada glomerulus.
Hematuria ditandai dengan ditemukannya darah pada urin, kelainan ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus.
Diabetes melitus ditandai dengan terdeteksinya glukosa dalam urin yang diantaranya disebabkan oleh penurunan produksi hormon insulin oleh sel (9) beta pankreas. Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau pola hidup tidak sehat yang menyebabkan terganggunya produksi hormon insulin.
Diabetes insipidus adalah penyakit yang disebabkan kelenjar hipofisis gagal mensekresikan hormon antidiuretik (ADH) sehingga produksi urin meningkat.
Batu ginjal adalah kelainan yang terjadi karena adanya endapan garam kalsium di dalam kandung kemih.
b. Paru-Paru
Sebagai alat ekskresi, paru-paru berperan dalam mengekskresikan zat sisa metabolisme berupa karbondioksida dan uap air. Karbondioksida dan uap air yang merupakan sisa metabolisme akan didifusikan dari sel-sel tubuh ke dalam darah pada pembuluh vena, lalu dialirkan menuju paru-paru. Zat-zat sisa tersebut akan dikeluarkan dari paru-paru melalui udara yang dihembuskan atau fase ekspirasi pernapasan.
c. Kulit
Sebagai organ ekskresi, kulit berperan sebagai alat pengeluaran keringat yang mengandung air dan garam. Keringat dihasilkan oleh glandula sudorifera (kelenjar keringat). Aktivitas kelenjar keringat dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan, ketika suhu lingkungan meningkat, peningkatan suhu ini akan disampaikan ke pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus. Hipotalamus akan memberi sinyal ke beberapa organ efektor, salah satunya adalah kelenjar keringat untuk aktif memproduksi keringat, keringat yang terbentuk kemudian akan dikeluarkan melalui kulit sehingga memudahkan pembuangan air dan sisa metabolisme. Pengeluaran keringat menuju permukaan kulit akan menurunkan suhu tubuh sehingga akan mengurangi rasa panas pada tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu dingin, kelenjar keringat menjadi tidak aktif dan terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga pembuangan air dan zat sisa metabolisme tidak terjadi melalui kulit, tetapi lebih banyak melalui ginjal.
d. Hati
Hati berperan sebagai alat ekskresi karena sebagai tempat pembentukan urea, hasil deaminasi protein. Selain itu, hati juga membentuk zat warna empedu sebagai hasil perombakan eritrosit. Zat warna ini kemudian akan mewarnai urin dan feses. Eritrosit yang sudah tua akan dipecah membentuk hemoglobin, hemoglobin akan dipecah
kembali membentuk heme, Fe (besi), dan globin. Fe dan globin akan digunakan kembali untuk pembentukan eritrosit baru, sedangkan hemin akan dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin. Bilirubin akan dioksidasi membentuk urobilin yang akan mewarnai urin dan feses. Sedangkan biliverdin untuk mewarnai cairan empedu. Berikut ini skema pemecahan
eritrosit.